Chrysanthemum, Bunga Krisan Lambang Kekaisaran Jepang

Bunga seruni adalah bagian dari tumbuhan suku kenikir-kenikiran atau Asteraceae yang mencakup bermacam-macam jenis Chrysanthemum. Nama krisan berasal dari bahasa Yunani, yaitu chrysos yang berarti emas dan anthemom yang berarti bunga (Horst dan Nelson 1997). Krisan berasal dari dataran Cina. Tanaman bunga ini dikenal luas menyebar dan mulai dibudidayakan pada abad keempat di Jepang. Pada tahun 797, bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East

Bunga krisan atau bunga serunai bisa menjadi aksesoris yang sangat indah di taman atau rumah. Bunga-bunga cerah ini biasanya dikenali dengan mahkota berwarna-warni dari kelopak warna kuning terang, merah anggur, plum, putih, merah muda atau lavender yang banyak sekali bermekaran di musim gugur. Bunga krisan tidak hanya bervariasi warnanya tetapi juga dalam ukuran dan bentuknya.

Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.  Varietas krisan yang banyak ditanam di Indonesia umumnya diintroduksi dari luar negeri terutama dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang. Bunga krisan sangat populer di masyarakat  karena banyaknya jenis, bentuk dan warna bunga.

Krisan merupakan tanaman semak setinggi 30-200 cm. Daur hidup tanaman krisan dapat bersifat semusim (annual) dan tahunan (perennial). Krisan dapat disebut tanaman semusim bila siklus hidupnya selesai setelah bunga dipanen. Berbeda dengan krisan tahunan yang perlu dilakukan pemangkasan untuk menumbuhkan tunas-tunas baru agar dapat tumbuh kembali (Allard 1960).

Perakaran tanaman krisan menyebar ke semua arah dengan sistem serabut yang keluar dari batang utama. Akar menyebar ke segala arah pada radius dan kedalaman 50-70 cm atau lebih. Batang tumbuh tegak, berstruktur lunak dan berwarna hijau. Bila dibiarkan tumbuh terus, batang menjadi keras (berkayu) dan berwarna hijau kecoklatan. Bentuk daun bergerigi dengan bagian tepi yang berbelah. Daun tersusun secara berselang-seling pada cabang atau batang.

Bunga krisan merupakan bunga majemuk, di dalam satu bonggol bunga terdapat bunga cakram yang berbentuk tabung dan bunga tepi yang berbentuk pita. Bunga tabung dapat berkembang dengan warna yang sama atau berbeda dengan bunga pita. Pada bunga pita terdapat bunga betina (pistil), sedangkan bunga tabung terdiri atas bunga jantan dan bunga betina (biseksual) dan biasanya fertil. Dengan bentuk dan warna bunga krisan yang beranekaragam memungkinkan banyak pilihan bagi konsumen. Bunga krisan tumbuh tegak pada ujung tanaman dan tersusun dalam tangkai berukuran pendek sampai panjang. Bentuk bunga krisan yang biasanya dipakai sebagai bunga potong, dapat digolongkan sebagai berikut:

  1. Tunggal. Pada setiap tangkai hanya terdapat 1 kuntum bunga, piringan dasar atau mata bunga lebih sempit dan susunan mahkota bunga hanya satu lapis.
  2. Anemone. Bentuk anemone sama dengan bunga tunggal, tetapi piringan dasar bunganya lebar dan tebal.
  3. Pompom. Bentuk bunga pompom adalah bulat seperti bola, mahkota bunga menyebar kesemua arah, dan piringan dasar bunganya tidak tampak.
  4. Dekoratif. Bentuk bunga dekoratif adalah bunga berbentuk bulat mirip pompom, tetapi mahkota bunganya bertumpuk rapat, di tengah pendek dan bagian tepi memanjang.
  5. Besar. Bentuk bunga golongan ini adalah pada tangkai terdapat 1 kuntum bunga, berukuran besar dengan diameter lebih dari 10 cm. Piringan dasar tidak tampak, mahkota bunganya memiliki banyak variasi, antara lain melekuk kedalam atau keluar, pipih, panjang, berbentuk sendok dan lain-lainya

Tanaman krisan membutuhkan air yang cukup, namun tidak tahan terpaan air hujan. Maka dari itu pada daerah dengan curah hujan tinggi budidaya krisan dilakukan di rumah kaca (green house). Suhu optimal bagi pertumbuhan krisan adalah 17-30 C, namun di Indonesia yang tergolong daerah tropis, suhu yang baik bagi krisan adalah 20-26C. Kelembaban yang diperlukan krisan saat pembentukan akar adalah 90%-95%. Krisan yang tergolong muda sampai tua memerlukan kelembaban 70%-80% dan sirkulasi udara yang mencukupi.

bunga krisan

Lahan

Pemilihan lahan yang tepat sebelum menanam bunga krisan merupakan hal pertama yang harus di lakukan agar menghasilkan bunga krisan yang sesuai dengan harapan.Tanaman krisan sangat cocok ditanam di daerah tropis. Tanaman ini sangat menyukai daerah yang memiliki suhu antara 20 hingga 26 derajat celcius.Bunga krisan juga dapat hidup baik di daerah atau wilayah yang memiliki ketinggia 700 sampai 1200 meter dari permukan laut dengan kelembaban yang cukup tinggi yaitu 90 sampai 95 persen.Setelah memperoleh lahan untuk bunga krisan, gemburkan tanah menggunakan pupuk kandang untuk menyuburkan tanah.

Menanam bibit krisan

Setelah lahan siap untuk ditanam, tibalah saatnya untuk menanam bibit. Sebelumnya pilih bibit yang berkualitas dan bebas dari hama.Bibit yang baik memiliki akar yang merata dan memiliki minimal 4 daun yang hidup di dahan bibit. Basahi tanah dengan air lalu tanam bibit bunga krisan. Lakukan perawatan secara rutin untuk hasil yang maksimal.

Source: BBPP Lembang