Genus Anthurium termasuk tanaman dari familia Araceae. Tanaman ini masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias seperti Aglaonema, Philodendron, dan keladi hias. Nama Anthurium berasal dari bahasa Yunani yaitu anthos dan oura, artinya bunga ekor. Karakteristik umum pada tanaman Anthurium yaitu memiliki perawakan herba, batang tumbuh di atas tanah, memiliki bukubuku, filotaksis daun terserak, berdaun tunggal, secara umum warna tangkai daun hijau, terdapat sendi, warna permukaan helaian daun bagian bawah hijau pucat, dan pertulangan daun memata jala
Anthurium dikenal sebagai tanaman hias komersial di Indonesia. Tanaman ini disukai konsumen karena keindahan warna dan variasi bentuk bunga, serta variasi bentuk daun. Secara garis besar, Anthurium dapat digolongkan menjadi berseludang bunga (spathae) indah dan berdaun indah. Anthurium berseludang bunga indah mempunyai daun yang kurang menarik dan biasanya dijadikan sebagai bunga potong, sedangkan yang berdaun indah mempunyai bunga yang kurang menarik dan dijadikan tanaman hias dalam pot.
Secara ekonomi, Anthurium pernah menjadi primadona pada sekitar tahun 2006–2007. Harga tanaman berdaun indah terutama A. plowmanii Croat (Gelombang Cinta) dan A. hookeri Kunth dapat mencapai puluhan juta rupiah dari semula hanya berharga ratusan ribu rupiah. Demikian pula dengan harga biji dan anakannya yang ikut terdongkrak dikarenakan permintaan pasar yang tinggi, sehingga pada saat itu banyak pedagang dan petani tanaman hias yang meningkat pendapatannya. Namun, pada tahun 2010 Anthurium masih bertahan menjadi primadona dan mempunyai harga yang mahal terutama pada berbagai kultivar A. jenmanii Engl. Menurutnya, yang turun harganya secara drastis adalah A. plowmanii. Hal ini disebabkan A. plowmanii lebih mudah untuk dibudidayakan dan ketidaktahuan masyarakat tentang kelebihan dan keindahannya.
Penyediaan pasokan bibit tidak hanya dilakukan dengan perbanyakan vegetatif saja, tetapi juga dilakukan dengan perbanyakan secara generatif seperti penyilangan tanaman yang juga berperan dalam meningkatkan nilai eksotik yang berbeda dari indukan. Persilangan antar spesies Anthurium telah banyak dilakukan, contohnya persilangan antara A. plowmanii dengan A. hookeri. A. hookeri hasil silangan merupakan hasil pembiakan manusia dengan cara menyilangkan antar spesies dengan menghasilkan bentuk corak dan warna daun yang baru serta mendapatkan tanaman yang cepat tumbuh, kuat dan tahan penyakit. Sedangkan A. hookeri spesies adalah yang muncul secara alami tanpa campur tangan manusia.
Perbanyakan dari biji, secara morfologi menghasilkan anakan yang bersifat varigata. Varigata yaitu warna pada daun terdiri dari banyak warna. Anthurium hasil silangan yang dihasilkan memiliki bentuk, warna serta corak daun yang berbeda dengan indukannya. Beberapa varian atau jenis hibrid yang daunnya mirip dengan indukan, akan tetapi terdapat perbedaan dari tekstur daunnya